Kalimat Tidak Baku dan Kalimat Baku
- Kalimat Tidak Baku
- Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
- Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
- Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
- Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
- Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
- Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
- Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
- Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
- Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
- Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.
- Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
- Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
Ragam Tidak Baku dan Ragam Baku
- Ragam Tidak Baku (a)
-
- a. Bilang dahulu dong sama saya punya istri.
-
- a. Memang kebangetan itu anak belum mandi sudah makan gado-gado.
-
- a. Pengendara motor dilarang lewat jalan ini kecuali yang pakai helm.
-
- a. Permintaan para langganan belum ada yang dipenuhi karena persediannya sudah habis.
-
- a. Persoalan yang diajukan oleh Bapak Kepala Sekolah diulas kembali bersama Bapak Ketua P.O.M.G.
- Soal yang diajukan oleh Kepala Sekolah diulas kembali oleh Ketua POMG.
- a. Berhubung itu, mengemukakannya pula minat baca kaum remaja semakin menurun.
- Sehubungan dengan itu, dikemukakannya pula bahwa minat baca kaum remaja makin menurun.
- a. Persoalan yang diajukan oleh Bapak Kepala Sekolah diulas kembali bersama Bapak Ketua P.O.M.G.
Kalimat Tidak Teratur dan Kalimat Teratur
- Kalimat Tidak Teratur (a)
-
- a. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga pada masa datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.
-
- a. Ini hari, kita tidak bicarakan tentang soal harga, melainkan tentang mutu barang itu.
-
- a. Tujuan penyusunan Buku Pelajaran itu adalah membantu masyarkat, khususnya yang berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan belajar membaca menulis.
- Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.
- a. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Semarang dihadiri para pejabat-pejabat negara dan tokoh-tokoh masyarakat.
- Upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Semarang, dihadiri para pejabat negara dan tokoh masyarakat.
- a. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena kebimbangan saya terhadap pemakaian kata nalar.
- Upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Semarang, dihadiri para pejabat negara dan tokoh masyarakat.
- a. Tujuan penyusunan Buku Pelajaran itu adalah membantu masyarkat, khususnya yang berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan belajar membaca menulis.
- Pertanyaan saya yang ketiga berkaitan dengan kebimbangan saya terhadap pemakaian kata nalar.
- a. Indikator pemahaman materi keterampilan yaitu mampu melakukan tugas dan latihan yang diberikan oleh penyaji.
-
-
- a. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah penduduk, tidak semua warga masyarakat termasuk di desa mendapat pelayanan medis.
-
- Jumlah dokter amat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, tidak semua warga masyarakat, terutama di desa, mendapat pelayanan medis.
- a. Membantu pemerintah dalam Gerakan Penghijauan Lingkungan yang mana berarti turut menjaga kelestarian alam.
- Membantu Pemerintah dalam gerakan penghijauan lingkungan berarti turut menjaga kelestarian alam.
- a. Untuk peningkatan mutu pendidikan dari sekolah swasta di mana memerlukan ketekunan dan keuletan para pamong.
-
-
- a. Dengan perombakan sistem perdagangan dan industri itu bertujuan, agar Indonesia dapat mengimbangi mengenai pertumbuhan ketenagakerjaan yang terlalu cepat.
-
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Berikut ini contoh kalimat yang kurang efektif. Kalimat (1) diambil dari sebuah tiket bus dan kalimat (2) diambil dari sebuah majalah. (1) Jika bus ini mengambil penumpang diluar agen supaya melaporkan kepada kami. Kalimat ini kurang jelas maksudnya karena ada bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar. Siapakah yang diminta "supaya melaporkan kepada kami"? Ternyata imbauan ini untuk para penumpang yang membeli tiket di agen. Jika demikian, kalimat ini perlu diubah menjadi : (1a)Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkan kepada kami. Jika subjek induk kalimat dan anak kalimatnya dibuat sama, ubahannya menjadi (1b) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, harap dilaporkan kepada kami. (2) Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan laboratorium berisi cairan racun. Apakah yang berisi cairan racun itu ? Jika jawabnya "dapur", kalimat ini sudah baik. Jika jawabnya "botol bir", letak keterangannya perlu diubah menjadi : (2a) Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol bir yang menurut pemeriksaan laboratorium berisi cairan racun.Kalimat Bermakna Ganda
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif. Berikut ini contohnya : mahasiswa (1) Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan. Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau kata dinaikkan? Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari salah tafsir. (1a) Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan. Jika kata baru menerangkan dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi: (1b) SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan. (2) Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera dijual. Frasa yang aneh di atas menerangkan kata rumah atau frasa sang jutawan? Jika yang aneh menerangkan rumah, kalimat itu dapat diubah menjadi : (2a) Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera dijual. Jika yang aneh itu menerangkan sang jutawan kata yang dapat dihilangkan sehingga makna kalimat di atas menjadi lebih jelas. (2b) Rumah sang jutawan aneh itu akan segera dijual.Membuat Kalimat Secara Cermat
Pemilihan kata, pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak cermat mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu. Hal itu seharusnya dihindari oleh penyusun kalimat yang ingin menyampaikan informasi secara tepat. Berikut ini contoh kalimat yang dikutip dari surat kabar. (1) Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh. Kalimat (1) di atas terdiri atas tiga bagian, yaitu (i) tugas kemusiaan dalam suatu jabatan, (ii) jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia, dan (iii) memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh. Ketiga bagian itu tidak jelas hubungannya. Berikut ini ubahan yang menampakkan hubungan antar bagian secara lebih jelas. (1a) Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan yang memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh ialah pengelolaan sejumlah manusia. (1b) Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh (1c) Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal itu memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh. (1d) Tugas mengelola sejumlah manusia, yang merupakan tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh Patut dipertimbangkan pula pemakain ungkapan dedikasi yang tangguh. Ungkapan yang lazim adalah dedikasi yang tinggi. (2) Dikatakan, bahwa sumpah itu sebenarnya adalah perisai yang harus ditempatkan di bagian depan diri kita, agar tidak terjerumus kepada sesuatu yang kita tidak boleh perbuat dan sumpah merupakan pedoman di dalam melaksanakan tugas. Salah satu kemungkinan perbaikan kalimat (2) di atas, agar gagasan-nya lebih mudah dicerna, adalah sebagai berikut. (2a) Dikatakannya bahwa sumpah itu sebenarnya adalah pelita yang harus ditempatkan di bagian depan diri kita agar kita tidak terjerumus kedalam perbuatan yang tidak boleh kita lakukan. Sumpah juga merupakan pedoman bagi kita di dalam melaksanakan tugas. Pengubahan kalimat (2) menjadi (2a) menyangkut hal-hal berikut.- Bagian kalimat sesudah kata dan dijadikan kalimat baru agar kalimatnya tidak terlalu panjang.
- Tanda koma (,) di depan kata penghubung (bahwa dan agar) tidak diperlukan.
- Kata perisai bermakna 'alat untuk melindungi atau menangkis serangan', sedangkan pelita bermakna 'alat penerangan'. Jadi, pelita lebih cocok dipakai di sini sebagai alat bantu untuk melihat jalan agar tidak terjerumus.
- Bentuk-nya pada dikatakannya perlu dicantumkan agar jelas mengacu kepada pelakunya. Kata perbuatan lebih terbayangkan acuannya daripada sesuatu. Agar tidak mengulang bentuk yang sama, kata perbuat diganti dengan lakukan.
- Susunan kelompok kata yang kita tidak boleh lakukan (setelah kata perbuat diganti dengan lakukan) perlu dipercermat menjadi yang tidak boleh kita lakukan. Hubungan antar kata kita dan lakukan sangat erat, maka unsur lain harus diletakkan di depan atau di belakangnya.
Kesejajaran Satuan dalam Kalimat
Yang dimaksud satuan di sini adalah satuan bahasa. Unsur pembentuk kalimat sepert subjek, predikat, objek dan sebagainya, dapat disebut satuan. Mungkin terjadi bahwa subjek, predikat dan objek itu terdiri atas beberapa unsur. Tiap-tiap unsur itu dapat juga disebut satuan. Berikut ini contohnya. (1) Saya akan mengambil roti, mentega dan kacang. Kalimat (1) terdiri atas tiga satuan fungsional, yaitu subjek, predikat dan objek. Subjek saya terdiri atas satu satuan; predikat akan mengambil terdiri atas dua satuan; dan objek roti, mentega dan kacang terdiri atas tiga satuan. Jik kita berbicara tentang kesejajaran satuan dalam kalimat, yang dibahas ialah keadaan sejajar atau tidaknya satuan-satuan yang membentuk kalimat, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna. Tentu saja pengertian kesejajaran mengandaikan bahwa unsur pembentuk kalimat itu lebih dari satu. Sesungguhnya kaitan bentuk dan makan sangatlah erat dan tak terpisahkan, tetapi demi kemudahan pembicaraan, tulisan ini akan terbagi menurut aspek yang menonjol. Contoh kalimat yang bagian-bagiannya memperlihatkan kesejajaran dapat diberikan berikut ini. (2) Marto kini memerlukan perhatian dan pertolongan. (3) Polisi tengah menangani kasus pencurian dan pembunuhan itu.- Kesejajaran Bentuk
- Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
- Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap profesinya serta memahami tugas yang diembannya, Dokter Joko telah berhasil mengakhiri masa jabatannya dengan baik.
- (Obat ini) dapat dibeli di toko obat, kelontong, jamu dan apotek.
- Kesejajaran Makna
- Dia berpukul-pukulan.
- Adik memetiki setangkai bunga.
- Selain pelajar SMA, Panitia juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa.
- Setelah menyiapkan semuanya, acara sederhana itupun segera dimulai.
- Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
- Pemasangan telepon akan menyebabkan
- melancarkan tugas
- untuk menambah wibawa
- meningkatnya pengeluaran
-
- kelancaran
- wibawa
- pengeluaran
- Komunikasi adalah hubungan yang dilakukan
- dengan telepon
- untuk mendapatkan informasi
- oleh dua pihak atau lebih
Komposisi
- Apakah yang disebut komposisi itu ?
- Ciri utama apakah yang terdapat pada komposisi?
(1) =========================================
(2)
..........................................(3)........................................
(4)
......................................................................................
(5) ============================ (6) ................... (7)
.................................(8)................................................
(9) ............................................................ |
- Bagaimana contoh nyata sebuah paragraf yang padu?
- Apakah kalimat pokok selalu di bagian awal?
-
- Selama ini banyak orang tua yang mengeluh karena tidak dapat memahami pelajaran matematika yang diajarkan kepada anaknya. (2) Mereka tidak dapat membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah. (3) Par guru lulusan tahiun yang telah lama silam pun tidak sedikit yang kebingungan. (4) Buku paket dibeberapa temapt ternyata belum sampai. (5) Tampaknya pemberian pelajaran matematika dengan cara baru ini memang belum siap.
- Pemarkah apakah yang menandai pertautan?
- Ungkapan manakah yang tergabung dalam ungkapan penghubung antarkalimat dan ungkapan penghubung antarparagraf?
Pronomina Persona
Pronomina, yang disebut juga kata ganti, sebenarnya tidak mengganti, tetapi mengacu ke maujud tertentu yang terdapat dalam peristiwa pertuturan. Pengacuan itu dapat bersifat di luar bahasa ataupun di dalam bahasa. Pronomina dapat dibagi atas pronomina persona (antara lain saya, kamu, dan mereka), pronomina penunjuk (antara lain, ini, itu, sana, sini), dan pronomina penanya (antara lain apa, siapa, dan mengapa). Yang dibicarakan berikut ini hanyalah pronomina persona. Dalam peristia pertuturan, pesan diungkapkan oleh pembicara atau penulis (selanjutnya akan disebut pembicara) kepada kawan bicara atau pembaca (selanjutnya disebut kawan bicara). Pembicara adalah persona pertama sedangkan persona kedua yang terlibat dalam peristiwa pertuturan. Yang tidak terlibat dalam pertuturan adalah persona ketiga. Perhatikanlah percakapan berikut yang memperlihatkan pemakaian beberapa pronomina. Amir dan Bonar bertemu dengan Candra. (1) Candra : Hendak kemana kalian? (2) Bonar : Kami akan k e rumah Dina. Engkau mau ikut? (3) Candra : Dina ? Siapa dia? (4) Bonar : Dia kawan lamaku. Kami dulu sekampung. (5) Amir :(Berbisik kepada Candra). Kamu tahu? Kita akan diajak merayakan pertemuan mereka kembali. (6) Candra : O, ya? Kalau begitu, aku mau. Tetapi, Bonar, apakah kami tidak menggangu acara kalian? (7) Bonar : Ah, tidak. Kita nanti hanya makan angin saja, kok. (8) Amir : Jangan kaugoda, Candra. Lihat, kata-katamu membuat merah mukanya. Pronomina aku, -ku, ku-, dan saya mengacu ke persona pertama yang tunggal. Bentuk aku, -ku, dan ku- digunakan jika pembicara akrab dengan kawan bicaranya seperti pada ilustrasi di atas. Bentuk itu juga dipakai oleh orang yangsedang berdoa atau berbicara dalam batin. Dalam situasi resmi digunakan kata saya. Pronomina kami mengacu ke persona pertama yang jamak. Para peserta upacara yang mengucapkan ikrar kesetuaan, misalnya, menggunakan kata kami yang mengacu ke diri mereka. Pronomina itu juga dapat mengacu ke persona pertama dan persona ketiga sekaligus. Persona ketiga mungkin hadir pada peristiwa pertuturan itu (seperti pada cakapan (2) dan (6), mungkin pula tidak hadir (seperti pada cakapan (4)). Karena tidak melibatkan persona kedua, pronomina kami ibersifat eksklusif. Pronomina kita kita mengacu ke persona pertama dan kedua sekaligus. Karena itu, acuannya jamak. Persona ketiga dapat pula dilibatkan dalam acuan itu seperti contoh pada cakapan (7) yangselain mengacu ke Bonar dan Candara, juga mengacu ke Amir dan Dina. Karena melibatkan persona kedua, pronomina itu bersifat inklusif. Pronomina kamu, -mu, engkau, kau- mengacu ke persona kedua. Bentuk itu dipakai jika tidak ada hambatan psikologis pada pembicara; misalnya, jika pembicara akrab dengan kawan bicara atau jika status sosial pembicara lebih tinggi saripada status kawan bicara. Beberapa contoh pemakaiannta terlihat pada contoh percakapan di atas. Pronomina itu umumnya mengacu ke jumlah tunggal, tetapi dapat juga mengacu ke jumlah jamak-kolektif. Guru dapat mengacu ke murid-muridnya denga kata kamu. Pada karya susastra, misalnya dalam kalimat sajak yang berikut, engkau mengacu ke jumlah kolektif. Wahai, para guru! Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa. Kata Anda bisa dipakai dalam situasi bicara yang formal. Selain itu, kata itu juga digunakan jika lawan bicara banyak dan/atau tidak tampak. Misalnya, dalam rapat, kuliah, surat, iklan, teepon, atau siaran. Dengan demikian, Anda digunakan untuk mengacu ke persona tunggal ataupun jamak. Kata kalian digunakan untuk mengacu ke persona kedua jamak. Kata itu digunakan jika pembicara tidak mempunyai hambatan psikologis. Acuan kalian dapat juga mencakupi persona ketiga yang berada di pihak kawan bicara. Pada cakapan (1) di atas, kata kalian mengacu ke Amir dan Bonar (persona kedua jamak), sedangkan pada cakapan (6) kalian mengacu ke Bonar (persona kedua) dan Dina (persona ketiga yang tidak hadir). Alih-alih kalian, jika acuan jamak, kata sekalian dapat digunakan dengan cara ditambahkan pada pronomina kedua engkau, kamu, Anda, atau pronomina pertama kami atau kita. Bentuk Anda sekalian lebih takzim daripada engaku sekalian atau kamu sekalian. Pronomina (d)ia –nya beliau, dan mereka mengacu ke persona ketiga, kata )d)ia digunakan jika acuannya tunggal seperti terlihat pada percakapan di atas. Bentuk –nya dapat mengacu ke persona ketiga tunggal atau jamak. Pemakaian –nya seperti pada kalimat Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih tidak tepat jika bentuk itu mengacu ke kawan bicara; seharusnya Atas perhatian Anda/Saudara, saya ucapkan terima kasih. Kata beliau digunakan untuk menyatakan perasaan hormat. Mereka mengacu ke jumlah dua ke atas. Bentuk –nya dapat digunakan untuk mengacu kepada sesuatu yang bukan insan seperti terlihat pada contoh berikut. (9) Walaupun kakinya terluka, harimau itu masih dapat melarikan diri. Pronomina persona ketiga yang lain umumnya digunakan untuk mengacu ke insan. Dalam dongeng, misalnya, pronomina itu digunakan juga untuk mengacu ke hewan atau benda lain yang diinsankan. (10) Kancil berlari ketakutan; kemudian ia mencari tempat persembunyian. (11) Bunga mawar dan bunga matahari memamerkan keelokan mahkota mereka. Dalam pemakaian formal, acuan yang bukan insan harus diulangi atau diungkapkan dengan kata lain yang maknanya bersesuain. (12) Dulu kami mempunyai radio antik, tetapi kini radio/barang itu telah dicuri orang. Bagan berikut memperlihatkan pronomina yang telah dibicarakan.Bentuk | Yang Diacu | 'Jumlah' |
saya, aku, -ku, ku-
kami kita||Persona I ||Tunggal Jamak Jamak |
||
Engkau, kau, kau-,
Anda, kamu, -mu, Kalian||Persona II Persona II ( + III)||Tunggal Jamak |
||
(d)ia, beliau
-nya Mereka||Persona III Persona III Persona III||Tunggal Tunggal/jamak Jamak |
Selamat siang, Pak. Bu, saya pergi sebentar. Sakit apa, Dok, anak saya? *Rumah Dik, dimana? *Sekarang Nak tidur dulu. *Resep Dok dapat saya baca.Penggunaan nomina penyapa dalam kalimat yang bertanda bintang berarti tidak berterima.
Pewatas dan Penjelas
Kalimat yang baik susunan dan pilihan katanya kadang-kadang masih menimbulkan salah tafsir karena maknanya ganda. Perhatiakn contoh berikut. (1) Meja bukan tempat untuk duduk. Pada kalimat itu meja tidak mengacu ke meja tertentu, tetapi mengacu ke meja mana pun. Jika kata meja itu diterangkan dengan kata lain, acuannya makin terbatas. (2) Meja kami akan diperbaiki. Pada kalimat (2) itu, kata meja tidak lagi mengacu ke seberang meja, tetapi ke meja yang kami miliki. Perhatikan tambahan penjelasan pada meja kami berikut ini. (3) Meja kami yang rusak itu akan diperbaiki. Kalimat (3) di atas mengandung praanggapan bahwa kami memiliki beberapa meja dan salah satu di antaranya rusak. Hanya meja yang rusak itulah yang akan diperbaiki. Kita dapat melanjutkan kalimat itu seperti yang berikut. (4) Meja kami yang rusak itu akan diperbaiki, sedangkan yang lain tidak perlu diperbaiki. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang rusak mewatasi atau membatasi acuan kata meja sehingga kata itu tudak mengacu kesebarang meja yang kami miliki. Konstruksi yang rusak itu pada kalimat tersebut disebut pewatas. Sekarang, jika yang dimiliki itu hanya sebuah meja dan meja itu rusak, bagaimanakah cara mengungkapkannya? Untuk menghindari praanggapan seperti yang ada pad kalimat (3), kita dapat menggunakan tanda koma (atau jeda jika kalimat itu kita ucapkan) seperti berikut. (5) Meja kami, yang rusak itu, akan diperbaiki. Pada kalimat (5), yang rusak itu tidak mewatasi meja kami, tetapi menjelaskan. Konstruksi seperti itu, yang biasanya diucapkan dengan nada yang lebih rendah daripad bagian kalimat yang lain, disebut penjelas. Kalimat (6) berikut ini, sebagai contohtambahan, dapat diucapkan oleh ibu yang mempunyai beberapa anak, sedangkan kalimat (7) dapat diucapkan oleh ibu yang mempunyai satu anak. (6) Anak saya yang baru berumur satu tahun itusudah mulai dapat berjalan. (7) Anak saya, yang baru berumur satu tahun itu, sudah mulai dapat berjalan.Ungkapan Penghubung Antarkalimat
Bila membuat sebuah komposisi atau karangan, kalimat yang terlalu panjang kadang-kadang harus dihindari. Akan tetapi, kalimat yang pendek-pendek tetap harus berpautan agar padu. Sarana pemaduan yang digunakan lazim disebut ungkapan penghubung antarkalimat. Berikut ini akan disajikan beberapa contoh ungkapan pengubung antarkalimat.Pada bagian (a) disajikan dua kalimat yang tidak padu, sedangkan pad bagian (b) dua kalimat itu menjadi padu oleh adanya ungkapan penghubung antarkalimat.
Ada beberapa ungkapan untuk menyatakan pertentangan konsekuensi logis dengan hal yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Misalnya, biarpun demikian, sekalipun begitu, sungguhpun demikian, walaupun demikian, dan meskipun demikian. Berikut ini adalah salah satu contoh pemakaiannya.
(1a) Ia tidak mempunyai bekal yang cukup. Ia tetap akan berangkat ke Riau.
(1b) Ia tidak mempunyai bekal yang cukup. Biarpun demikian, ia tetap akan berangkat ke Riau.
Pada contoh di atas konsekuensi logis dari kalimat pertama (1a), yakni ia tidak mempunyai bekal yang cukup, ialah bahwa ia tidak akan pergi. Ternyata konsekuensi itu tidak terjadi dan yang terjadi justru bertentangan dengannya.
Ungkapan namun dan akan tetapi juga dapat menyatakan pertentangan sehingga dapat mengganti pemakaian ungkapan yang disebutkan pada butir 1 di atas. Selain itu, namun dan akan tetapi juga dapat menyatakan pertentangan yang tidak berkenaan dengan konsekuensi kalimat sebelumnya. Syarat yang berat bagi terlaksananya pernyataan sebelumnya, misalnya, juga dapat ditautkan dengan namun dan akan tetapi. Berikut ini adalah salah satu contohnya.
(2a) Kemakmuran dapat segera terwujud. Kita harus bekerja keras untuk mencapainya.
(2b) Kemakmuran dapat segera terwujud. Akan tetapi, kita harus bekerja keras untuk mencapainya.
Pada contoh itu namun dan akan tetapi dapat digunakan, tetapi ungkapan seperti biarpun demikian dan meskipun demikian tidak dapat menggantikannya. Perlu juga diingat bahwa dalam bahasa baku konjungsi tetapi digunakan sebagai penghubung intrakalimat, tidak digunakan sebagai penghubung antar-kalimat.
Ada pula ungkapan penghubung antarkalimat yang lain yang digunakan untuk menyatakn kelanjutan peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Contohnya adalah kemudian, sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya. Berikut ini adalah salah satu contoh pemakaiannya.
(3a) Kami pergi ke Bogor. Kami pergi ke rumah Pak Suminta di Cianjur.
(3b) Kami pergi ke Bogor. Sesudah itu, kami pergi ke rumah Pak Suminta di Cianjur.
Jika pemaparan urutan peristiwanya terbalik, ungkapan yang digunakan adalah sebelum itu seperti pada contoh berikut.
(3c) Kami pergi ke rumah Pak Suminta di Cianjur. Sebelum itu, kami pergi ke Bogor.
Ungkapan yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di samping yang telah dinyatakan sebelumnya adalah selain itu, di samping itu, tambahan pula, dan ini adalah salah satu contoh pemakaiannya.
(4a) Penduduk setempat minta tenaga seorang dokter. Mereka menginginkan penyuluhan kesehatan secara rutin.
(4b) Penduduk setempat minta tenaga seorang dokter. Selain itu, mereka menginginkan penyuluhan kesehatan secara rutin.
Ungkapan sebaliknya menyatakan hal yang berbalikan dengan pernyatan sebelumnya, seperti terlihat pada contoh berikut.
(5a) Hapsari senang bermain boneka. Kakaknya lebih suka membantu Ibu memasak.
(5b) Hapsari senang bermain boneka. Sebaliknya, kakaknya lebih suka membantu Ibu memasak.
Untuk menguatkan pernyataan sebelumnya, dengan cara menambahkan hal yang lain, dapat digunakan malahan dan bahkan. Berikut ini adalah salah satu contoh pemakaiannya.
(6a) Polisi sudah dilapori mengenai kasus itu. Polisi sudah mulai menanganinya.
(6b) Polisi sudah dilapori mengenai kasus itu. Bahkan, mereka sudah mulai menanganinya.
Jika hal yang ditambahkan itu merupakan kebalikan pernyataan sebelumnya, baik ungkapan malahan, bahkan, maupun sebaliknya dapat digunakan. Berikut ini contohnya.
(6c) Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya Bahkan, dia melawan polisi dengan belati.
Ungkapan yang menyatakan konsekuensi atau hal yang dengan sendirinya terjadi akibat peristiwa yang lain adalah dengan demikian. Contoh pemakaiannya adalah sebagai berikut.
(7a) Pintu aula akan ditutup sesudah pertunjukan mulai. Tidak ada penonton keluar masuk selama pertunjukan berlangsung.
(7b) Pintu aula akan ditutup sesudah pertunjukan mulai. Dengan demikian, tidak ada penonton keluar masuk selama pertunjukan berlangsung. Ungkapan oleh sebab itu dan oleh karena itu, yang mirip fungsinya dengan ungkapan dengan demikian, digunakan untuk merujuk pernyataan sebelumnya sebagai alasan terjadinya suatu peristiwa. Berikut ini adalah salah satu contoh pemakaiannya.
(8a) Nilai yang diperolehnya sangat buruk. Ia dinyatakan tidak lulus.
(8b) Nilai yang diperolehnya sangat buruk. Oleh sebab itu, ia dinyatakan tidak lulus.
Contoh-contoh di atas memperlihatkan bahwa pengubung antarkalimat menghubungkan dua kalimat yang utuh. Karena kedua kalimat itu terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap dipertahankan meskipun sama dengan subjek kalimat sebelumnya. Dengan demikian, dalam bahasa baku kalimat seperti nomor (1b) tidak dapat menjadi Ia tidak mempunyai bekal yang cukup. Biarpun demikian, tetap akan berangkat ke Riau. Penghilangan subjek seperti itu menjadikan kalimat itu tidak baku.
Kalimat Bernalar
Dalam sebuah harian ditemukan berita seperti yang berikut ini. (1) Dalam lomba itu Murti Rais dari Jawa Timur keluar sebagai juara pertama. Juara kedua diduduki Nunung Manunggal dari DKI. Sepintas lalu kutipan itu terasa tidak aneh, namun, jika kita mengamatinya lebih lanjut, akan muncul pertanyaan seperti ini, "Siapakah juara kedua yang diduduki Nunung itu?" Artinya, ada ssuatu yang menggangu nalar berbahasa kita. Dalam kalimat pertama pada kutipan di atas, ada orang yang bernama Murti Rais yang menjadi juara pertama. Tentu ada orang lain yang menjadi juara kedua. Apakah orang yang menjadi juara kedua iru merupakan tempat duduk bagi Nunung? Beberapa kalimat berikut ini dapat dijadikan pilihan untuk menggantikan kalimat kedua pada kutipan di atas. (1) Juara kedua adalah Nunung Manunggal dari DKI. (2) Gelar juara kedua diraih oleh Nunung Manunggal dari DKI. (3) Tempat kedua diduduki oleh Nunung Manunggal dari DKI. Alih-alih menggunakan kalimat (3), kita juga dapat mempertimbangkan penggunaan kalimat berikut ini. (4) Peringkat kedua diduduki oleh Nunung Manunggal dari DKI. Jika menggunakan gaya yang sama dengan pernyataan sebelumnya, tentu saja kita dapat mengubah petikan itu menjadi seperti berikut ini. Dalam lomba layar itu Murti Rais dari Jawa Timur keluar sebagai juara pertama, sedangkan Nunung Manunggal dari DKI keluar sebagai juara kedua. Pilihan mana pun yang akan dipakai dapat menjadikan kalimat itu lebih bernalar.Dirgahayu Republik Indonesia
Setiap menjelang hari peringatan kemerdekaan Republik indonesia banyak dijumpai tulisan yang mengungkapkan ucapan "Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia". Ungkapan itu dalam pemakaiannya sangat bervariasi. Dari berbagai variasi itu ada beberapa diantaranya yang penulisannya kurang tepat. Hal itu apat diperhatikan pada contoh di bawah ini.-
- Dirgahayu HUT RI Ke-54.
- Dirgahayu RI Ke-54
- HUT ke LIV Kemerdekaan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar